Minggu, 10 Mei 2009

E-Business

Kita coba bahas perbedaan yang signifikan yang didapat oleh BCA sebelum menggunakan e-business dan setelah menggunakan e-business.

Dulu sebelum BCA meluncurkan www.klikbca.com nya, semua transaksi finansial dilakukan di delivery channel BCA yakni cabang-cabang BCA dengan menggunakan tenaga teller.
Faktor-faktor yang menjadi pertimbangan BCA untuk mulai menerapkan e-business adalah :
- Tuntutan teknologi
Teknologi kan udah semakin berkembang, company lain pun sudah mulai menerapkan e-business sebagai penerapan kemajuan teknologinya. Kalo BCA nggak ngikut, yah jadinya ketinggalan donk. Terlihat dari langkah bank Lippo dan BII yang lebih dulu meluncurkan internet banking pada tahun 1998. Bahkan pada saat itu BCA belum punya internet banking. BCA baru soft launching internet bankingnya pada tahun 2000, dan launching resminya pada 2001.
- Tingginya biaya layanan (cost of service)
Kita pasti semua tahu bahwa saat ini BCA adalah bank transaksional utama di Indonesia. Which is artinya jumlah transaksi yang dilakukan buanyaaakk banggeeett.. Mulai dari transfer untuk bisnis, transfer untuk bayar utang ke temen, atau pembayaran-pembayaran lainnya (misalkan pembayaran uang kuliah kita, pembayaran kalo kita mau beli sekuritas / saham, pembayaran kalo kita mau beli pulsa atau bayar tagihan kartu kredit, dan masih banyak lagi).
Nah, kebayang donk dengan jumlah nasabah BCA yang terbanyak di Indonesia, belum lagi setiap nasabah pasti melakukan transaksi, berapa banyak teller yang harus disediakan?
Itu dari sudut pandang nasabah retail. Sekarang bagaimana dengan nasabah korporat ? Sebut saja PT A yang memang setiap bulannya melakukan payroll karyawan yang jumlahnya ratusan bahkan sampai ribuan melalui BCA. Sistem yang lama adalah menggunakan disket. PT A akan input di disket nama-nama karyawan, no rekening, dan jumlah yang harus ditransfer untuk gajinya. Berdasarkan disket itu, Back Office BCA yang akan menjalankan payrollnya. Bayangkan ada berapa transaksi yang harus dilakukan? Sekarang dengan klikbca bisnis, hal itu nggak perlu dilakukan lagi.
Arah kedepannya BCA mau meminimalisir back office, dan akan memaksimalkan front liners. Fornt liners lebih produktif daripada back office.
- Untuk meningkatkan kualitas layanan
Melanjutkan cerita di atas, dengan kondisi demikian, selain banyaknya teller yang dibutuhkan, juga antrian pasti jadi makin panjang. Tentunya BCA juga mau melepas julukan "Bank Cape Antri" nya donk. Nah dengan diluncurkannya internet banking BCA, sebagian besar transaksi beralih ke layanan virtual banking ini dan otomatis akan mengurangi antrian di teller.
- Meminimalisir resiko
Teller juga manusia, so..pasti ga luput dari kesalahan. Dengan mengalihkan transaksi dari teller ke internet banking, resiko akan beralih ke nasabah yang melakukan transaksi.

Setelah menerapkan internet banking, banyak advantage yang didapat, antara lain :
- meningkatkan kompetensi BCA untuk bersaing di dunia perbankan Indonesia
- efisiensi biaya layanan yang signifikan dengan mengurangi jumlah teller dan back office yang bisa mengerjakan pekerjaan yang lain
- kualitas layanan nasabah menjadi semakin baik
- meminimalisir resiko
- dengan tersedianya berbagai layanan yang mudah dan bisa memenuhi kebutuhan nasabah, jumlah nasabah BCA meningkat terus setiap tahunnya.

Namun, nggak semua yang menerapkan e-business itu sukses, kita harus belajar dari mereka yang sudah sukses mengenai strategi yang diterapkan dalam implementasi e-businessnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar